“Wanita datang atas nama cinta”
Sepenggal kalimat bermakna dari puisi sang pujangga. Itu benar adanya, aku datang atas nama cinta. Kuucapkan selamat datang pada kekasih hati.
Mungkin aku salah, karena cinta ini datang tidak tepat pada waktunya. Kurebut cintamu dari wanita yang juga mengatasnamakan cinta.
Tapi, kau yakinkan aku kekasih bahwa cinta ini justru datang tepat pada waktunya. Kututup telingaku, biarkan orang berkata apa.
Kusambut dirimu penuh sukacita, walau bayangan hitam ada dibelakangku. Sungguh kucinta kau kekasihku. Cinta ini ingin selalu memberi, cinta ini tulus, karena kunanti dirimu sejak pertama kumelihatmu.
Kekasih, menjalani cinta denganmu bagai berjalan di taman surgawi. Kau bawa aku terbang melayang dan membuatku tak takut jatuh. Kugenggam tanganmu erat, kupercayakan diriku bertumpu dibahumu. Banyak canda yang kita ukir, bahagiaku karenamu dan bahagiamu karenaku. Kita selalu saling berbagi kasih, tak bisa kusembunyikan sesuatu apapun darimu.
Cinta ini tak bisa berdusta walau hati ingin.
Kekasih, kau benar-benar membutakan cinta. Cinta tulus yang manis kuberikan sepenuh hati untukmu tersayang. Banyak kata-kata indah yang kau rangkai untukku. Hati ini luluh, jiwa ini melayang, hasrat yang rapuh menjadi bangkit hanya dengan menatapmu.
Oh kekasih, adakah kau benar-benar tulus membalas cintaku?
Tuhan telah mempertemukan cinta kita, diawali dari persahabatan yang berbuah menjadi bunga cinta. Oh kasih, indahnya cinta kita. Diri ini tak henti memikirkan dirimu. Manis dan pahit yang kita lalui membuat cinta ini makin tak terpisah. Parasmu selalu membekas dipikiranku. Tatapan mata penuh cinta dan bibir yang selalu mengucap kata cinta membuat hati ini berbunga-bunga.
Kuterdiam saat kau kecup keningku, kumerasa aman saat kau peluk diriku. Kekasih, kuingin kau tak melepasku. Jejak langkah kita penuh dengan sukaria, namun kita manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan. Cinta kita sering jatuh dan rapuh, namun kebesaran cinta dapat menaklukan semuanya.
Tapi, apa kau akan jadi milikku selamanya? Hati ini mulai bertanya-tanya, cinta ini mulai rapuh dan jiwa ini mulai ragu. Apa semua ini benar adanya?
Aku takut ini hanya mimpi.
Semua terlihat begitu sempurna, semua mengagumi cinta kita. Aku takut kesempurnaan ini hanya tipu daya dan dusta belaka. Kumulai ragu padamu. Kekasih, apa yang kau sembunyikan dariku? Adakah cinta yang lain yang hendak kau sambut? Oh tidak! Aku terkena karma! Cintaku akan direbut? Yakinkan aku kekasihku bahwa ini hanya mimpi buruk! Bangunkan aku! Sadarkan aku! Tuhan, aku merasa cinta ini palsu, mengapa Tuhan? Kekasihku nampak semu. Kata-kata darinya tak lagi indah tapi gombal. Cinta ini salah! Kudapati cintaku tak seindah pertama. Bayangan hitam dibelakangku muncul lagi, dan kali ini lebih hitam. Aku takut! Kekasih, dimana engkau? Kau seakan hanya mimpi. Kepercayaanku mulai hancur berkeping-keping. Jangan kau genggam ini terlalu erat, cinta tak akan kuat, cinta ini akan sakit. Perlahan kau menghilang, keberadaanmu bagaikan formalitas saja.
Sekali lagi aku bertanya, adakah kau benar-benar tulus membalas cintaku?
Hhhhh .. aku ingin berteriak! Kekasih, kau berubah. Sikapmu membuatmu jauh dariku. Apa yang terjadi? Mengapa kasihku?
Aku masih mencintaimu! Tapi aku ragu, aku ragu akan cintamu padaku.
Mungkin aku berpikir dan bertindak terlalu jauh, tapi tak kurasa kehangatan cinta kita yang dulu. Aku menanti awan menjemputku ke masa indah dulu. Aku menantimu menggapai dan mempertahankanku. Cinta hancur karenamu kekasih. Kau angkuh dan aku egois. Hati kita tak lagi bisa bersatu.
Kekasihku, selamat tinggal.

